Berpetualang
di Ikatan Merah
Karya Lisda Arinanda
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam, gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar yang berazas pada Al-Qu’an dan Sunnah. Pada awalnya aku berpikir IMM organisasi yang sama seperti organisasi lainnya yang ada diluar sana, ternyata apa yang aku pikirkan salah. IMM adalah organisasi yang berbeda, apa yang belum pernah aku dapati selama berorganisasi , kini aku dapati di IMM.
Di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tidak hanya terpaku pada keagamaan, melainkan juga tertuju pada Kemahasiswaan dan Kemasyarakatan yang dimana dikenal dengan Trilogi IMM. Sebelum menjadi kader aku sempat berfikir bahwa di IMM akan merasakan kebahagiaan setiap hari nya tanpa memikirkan ada nya tantangan atau rintangan. Memang benar ekspetasi tidak seindah realita, dari sini aku merasakan menghadapi tantangan dan rintangan, hal ini membuatku merasakan berpetualangan yang sebenarnya.
Banyak
sekali tantangan dan rintangan yang dihadapi selama ber-IMM, dimulai dari
menjalankan berbagai macam program kerja, menghadapi orang-orang yang
berbeda pendapat agar menjadi satu tujuan yang indah, menghadapi berbagai macam sikap dan karakter
seseorang yang berbeda atau tidak sefrekuensi dengan karakter diri sendiri dan
masih banyak tantangan lainnya.
Mungkin,
tidak semua orang yang dapat bertahan selama nya di IMM apabila seseorang
tersebut menjalankan sesuatu tanpa keikhlasan dan ketulusan. Tidak hanya itu,
seseorang akan menghilang apabila ia tidak cinta dengan Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah. Terkadang hampir 75% kebanyakan orang yang telah mengikuti Darul Arqam Dasar dan ber-Ikrar menjadi
kader hilang begitu saja tanpa kabar dikarenakan tidak ada rasa cinta di dalam
hati terhadap IMM. Hal ini telah aku saksikan dikehidupanku sendiri.
Terkadang
timbul beberapa pertanyaan di dalam pikiran ketika mereka menghilang,
Apa karena terlalu banyak program kerja?
Apa karena dianggap terlalu
religiusitas?
Apa karena kurangnya waktu untuk
bersama keluarga?
Atau apa karena tidak nyaman dengan
orang-orang didalam nya?
Seperti
itulah pertanyaan yang muncul, jika hal ini memang benar kenyataannya, ada
beberapa yang ingin aku ceritakan selama aku berada di Ikatan Merah yang
mungkin akan memotivasi seseorang terhadap gambaran nyata yang aku dapati
selama ber-IMM.
Mengenai
banyak program kerja yang dihadapi, terkadang banyak yang mengeluh mengapa
begitu banyak program kerja yang dijalankan, setelah kelar satu timbul lagi
yang baru dan begitulah seterusnya. Mungkin dengan ada nya program kerja yang
banyak membuat seseorang merasakan capek, waktu berkumpul bersama keluarga dan teman-teman
berkurang dan masih banyak alasan lainnya, hal ini kemungkinan besar salah satu
alasan besar seseorang pergi dari Ikatan Merah.
Sebenarnya
jika dijalani dengan ikhlas akan
merasakan feel dibalik semua
program kerja yang ada di Ikatan Merah. Apa yang dijalankan adalah ilmu dan juga
salah satu praktek dalam mencoba menjalankan suatu program kerja yang kelak
akan digunakan saat terjun ke dalam dunia pekerjaan. Apa yang dipelajari selama
ber-IMM memiliki dampak positif, bahkan kebanyakan orang-orang sukses berasal
dari kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Tentu saja hal ini menjadi keuntungan
untuk diri sendiri. Tidak hanya bagi diri sendiri, ilmu yang di dapati setiap
melaksanakan program kerja dapat diajarkan kepada orang lain sehingga apapun yang
diraih selama menjadi kader IMM bermanfaat juga untuk orang lain.
Tidak
hanya mengenai banyak nya program kerja, terkadang seseorang menilai terlalu
religius sehingga diri nya yang merasa kurang dalam segi religius menjadi Insecure dan kemudian pergi menghilang.
Aku pernah mendengar sebuah kalimat IMM
Bukan Tempat Orang Baik, Melainkan Tempat Orang Berusaha Menjadi Lebih Baik. Sebuah
kalimat singkat, namun jika dipahami memiliki makna yang dalam. Dengan ber-IMM,
seseorang dapat belajar agama lebih dalam, bagaimana cara memiliki akhlak yang
baik, menutup aurat dan masih banyak hal lainnya yang mendekatkan diri kepada
Sang Pencipta.
Dengan
hal ini, seorang kader IMM tidak hanya mendapatkan pelajaran didunia saja,
melainkan juga mendapat pelajaran untuk menjadi bekal di akhirat kelak. Hanya
saja, kebanyakan orang kekinian saat ini salah mengartikan dan mengatakan diri
nya tidaklah pantas menjadi kader IMM dikarenakan belum menjadi orang yag baik,
pernyataan seperti itu tentu saja salah. Dan untuk mengubah Mindset orang yang berpikir seperti itu
juga termasuk tantangan dikarenakan tidak mudah mengubah pemikiran seseorang.
Jika seseorang mempermasalahkan mengenai rligius sambil mengatakan terlalu
ketat dalam religius hanya satu pertanyaan yang timbul yaitu,
Apakah hidup dibumi hanya mengejar dunia
yang fana saja?
Mungkin
ada alasan lainnya yang menjadi pemicu seorang kader menghilang yaitu kurangnya
waktu bersama keluarga, teman-teman atau bahkan tidak nyaman dengan orang yang
berada di dalam IMM itu sendiri. Hal ini sangat sering terjadi, untuk waktu
berkumpul bersama keluarga dan teman-teman tentu saja bisa dillakukan ketika
waktu kosong. Percayalah, kegiatan di IMM tidak dilakukan setiap hari, masih
ada waktu untuk bersama keluarga atau bersama teman-teman. Sebenarnya alasan
ini bukan menjadi hal yang perlu dipermasalahkan hingga menghilang, kemungkinan
besar pemicu utama nya yaitu tidak menemukan titik kenyamanan di IMM.
Hal
ini telah aku saksikan sendiri dikehidupanku, hal yang menjadi pemicu hilangnya
seseorang karena tidak nyaman dengan orang-orang yang berada di dalam Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah. Mungkin karena cara pandang atau berfikir yang berbeda.
Inilah penyebab yang harus dihapuskan di dalam pikiran. Jika berbicara
kenyamanan, sebenarnya kenyamanan tidak bisa diciptakan oleh orang lain
melainkan kenyaman itu diciptakan oleh diri sendiri. Seseorang tidak bisa
menuntut orang lain untuk menciptakan sebuah kenyamanan dan juga titik
kenyamanan tidak bisa bertumpu pada satu titik.
Ala Bisa Karena Biasa, aku pernah
mendengar perkataan ini. Semua yang kita lakukan akan menjadi ringan dan bahagia
apabila kita telah biasa melakukannya. Aku merasakan apa yang dirasakan oleh
orang lain, bertahan dikarenakan cinta terhadap IMM, di IMM dapat merasakan
suka dan duka. Pada dasarnya, seseorang harus mencintai sesuatu untuk ikhlas
dalam menjalani nya, layaknya ber-IMM. Cintailah IMM maka akan merasakan arti
dari persaudaraan, arti kenyamanan dan arti sebuah perjuangan.
Profie
Menulis
Lisda Ariani, biasa dipanggil
Lisda dan lebih dikenal dengan Lisda Arinanda, lahir di Bengkalis Riau, 24
Maret 2001. Saat ini sedang melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara. Ia juga salah satu Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan diamanahkan
sebagai Sekretaris Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan Periode Amaliyah
2020/2021.
Lisda gemar menulis cerita dan
membaca novel, menulis puisi, travelling dan bernyanyi. Lisda juga memiliki
karya novel fiksi yang berjudul Screams, Michel Machel dan Ada Marchel untuk
Michel.
Kak Lisda Ak pingin mendengarkan suara kakak ketika bernyanyi☺️
BalasHapus