IMM Punya Cerita dan Harapan
Kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, atau yang sering di sapa IMM bukanlah suatu kebetulan belaka, ini merupakan keharusan sejarah karena IMM harus ikut andil dalam perjuangan menegakkan panji-panji Islam di bumi ini. Tanggal 29 Syawal 1384 H / 14 Maret 1964 menjadi awal kelahirannya saat itu di resmikan oleh ketua PP Muhammadiyah KH. Ahmad Badawi di Yogyakarta, dengan empat tokoh pelopor berdirinya IMM yaitu Drs. Moh. Djazman Al-Kindi dimana pda saat itu beliau adalah sebagai koordinator sekaligus ketua umum pertama, lalu ada Rosyad Saleh, Soedibjo Markoes, dan Margono.
IMM adalah satu-satunya organisasi yang mendapat restu berdiri berdaulat lewat prasasti yang ditulis Ir. Soekarno pada tahun 1965 setelah 1 tahun IMM berdiri menjadi bukti bahwa IMM merupakan organisasi yang resmi diakui pemerintah kala itu hingga sekarang.
IMM memiliki hubungan yang erat dengan Muhammadiyah karena IMM merupakan salah satu ortom Muhammadiyah itu artinya IMM dibawah naungan Muhmmadiyah termasuk ortom-ortom Muhammadiyah lainnya. IMM memiliki catatan penting dan dijuluki lumbung kader Muhammadiyah.
Sebagaimana tercantumkan dalam tujuan IMM yang sesuai dengan AD IMM dalam Bab II pasal 6 adalah “mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berangkal mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah”. Dari tujuan tersebut, tujuan IMM merupakan kepanjangan tangan Muhammadiyah. Dalam artian IMM sebagai mengawal dan akan mewujudkan tujuan Muhammadiyah terutama dakwah di kalangan Mahasiswa hingga masyarakat luas.
Tujuan muhammadiyah seperti yang disebutkan dalam buku karya Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. dalam bukunya berjudul memahami ideologi muhammadiyah bahwa “menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.
Tinta emas tidak akan terukir, tanpa adanya karya yang membuka alur sejarah berkesan dan unik. Dalam artian IMM harus mampu memberikan sumbangsih terhadap sejarah melalui aksi-aksi intelektual maupun secara praksis merajut momentum untuk menjemput jastifikasi Organisasi berkemajuan.
Sebelum menggapai angan-angan yang tinggi dibutuhkan kader yang sesuai dengan deklarasi setengah abad yaitu pengkaderan yang bertumpu pada kapasitas individu, dengan sistem kolektif kolegial. Esensinya adalah IMM bukan organisasi anggota melainkan organisasi kader yang sangat mengutamakan kualitas dibanding kuantitas dengan harapkan mampu mengosong dinamika organisasi. Kader adalah jantungnya organisasi karena sebagai komponen-komponen penting dalam menjalankan otoritas organisasi secara berkesinambungan.
Selama ini menjadi kesalahan arah gerakan yang hanya berekspansi menggunakan paradigma lama bahwa, “dari kader untuk kader” filosofi tersebut harus direvolusiakan menjadi paradigma baru yang lebih menguatkan pergerakan sesuai dengan deklarasi progresif (Deklarasi setengah abad) yang mengarah pada pergerakan berekspansi secara masif secara internal dan eksternal. Dengan kata lain IMM harus tuntas, paham, dan action sesuai dengan kedudukan/status/posisi karena hal tersebut berbanding lurus dengan peranan IMM itu sendiri.
IMM organisasi tajdid yang sudah menjadi keharusan menjadi ujung tombak pencerah umat yang menyongsong visi maupun misi amar mahruf nahi mungkar untuk mewujudkan tujuan Muhammadiyah dengan prisai religiusitas, intelektualitas, dan humanitas sebagai basis gerakan IMM.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sudah seharusnya menjadi organisasi yang mampu membumikan gerakan amar mahruf nahi mungkar sehingga mampu menjadi organisasi IMM megukir peradaban dalam catatan sejarah dunia. IMM perlu membumikan gerakan sehingga dapat mewujudkan gerakan progresif/berkemajuan. Gerakan tersebut dapat terwujud apabila ada komitmen yang kokoh dari setiap kader IMM untuk selalu istiqomah menjalankan amanah demi IMM progresif.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah saat ini ibarat sebuah pohon besar yang rindang kemudian terserang kemarau panjang yang menggugurkan dedaunan tetapi akarnya yang terus tumbuh dan menerobos perut bumi.
Setiap ikatan pasti memiliki siklus. dimana seperti saat-saat pertama akan merasakan jatuh cinta, menyukai setiap gerak dan langkahnya. Namun, Perlahan tapi pasti! sikap-sikapnya yang bersemangat bukannya jadi hal yang manis lagi, tapi malah menambah penat, gejala-gejala pada tahapan ini bervariasi pada masing – masing individu. kemungkinan akan mendapati perbedaaan yang dramatis antara tahap awal ikatan, pada saat jatuh cinta, dengan kepenatan-kepenatan bahkan pada tahapan-tahapan selanjutnya.
Cinta bukanlah hal yang pasif atau pun pengalaman yang kaku, cinta tidak akan pernah begitu saja terjadi kita tidak akan bisa menemukan cinta yang sebenarnya selama kita hanya diam, tapi cinta harus dicari, diusahakan, dipahami dan dipelajari dari hari ke hari.
Sama halnya dengan hukum alam pada ilmu fisika, ini merupakan reaksi sebab akibat. jika kita tahu dan mau menerapkan hukum-hukum tersebut tentulah kita bisa membuat cinta bukannya jatuh cinta.
karena cinta dalam ikatan sesungguhnya cinta decision dan bukan hanya perasaan!
Jika IMM sebuah cinta, ia tidak mendengar namun senantiasa memahami, tidak buta namun senantiasa melihat, tidak memaksa namun senantiasa berusaha, tidak hadir karena di pinta namun ada karena keikhlasan.
Komentar
Posting Komentar